MEDIANAGANEWS.COM, MEDAN - Peristiwa tragis atas runtuhnya tembok dari sebuah SPBU hingga memakan korban jiwa kini menuai sorotan publik. Adapun kejadian tersebut bertempat di Jalan Karya, Jalan Jamin Ginting, Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Peristiwa tragis itu pun menjadi perhatian serius yang datang dari tim Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia Sumatera Utara (DPW PWDPI Sumut) yang turun langsung ke lokasi tempat kejadian untuk melakukan investigasi sekaligus mewawancarai warga setempat dan pihak-pihak yang terkait, Rabu (18/12/2024), pukul 15:10 WIB.
Ketua DPW PWDPI Sumut, Dinatal Lumbantobing, S.H, mengatakan bahwa adapun permasalahan tembok runtuh milik SPBU Ope Udan kondisinya sudah miring dan warga sudah merasa resah dan hal tersebut sudah sering diberitahu.
“Kami melihat dari dinding tembok bangunan SPBU tersebut ada pipa bocor yang terus mengeluarkan air hingga merembes ke rumah warga dan ini sudah lama terjadi, kendati demikian warga sudah komplein dan sudah berulangkali menyampaikan bahwa tembok tersebut kondisinya sudah miring, agar dibongkar saja,” terang DL Tobing sapaan akrabnya.
Adapun peristiwa tragis tersebut yang memakan korban jiwa diketahui dua orang remaja tewas dan satu orang dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Peristiwa terjadi saat korban sedang berjalan kaki, mendadak tembok runtuh hingga mengakibatkan korban terluka parah. Atas peristiwa itu tim DPW PWDPI Sumut melakukan konfirmasi ke pihak Kepala Desa Baru setempat, Stevanus Tarigan.
“Kami juga terkejut saat mendengar peristiwa tersebut pak dan saat itu juga kita telah melakukan koordinasi ke Polsek Pancur Batu serta mengamankan korban, namun yang selamat satu orang paruh tua, kondisinya agak parah dan dua orang remaja meninggal dunia,” kata Stevanus.
Saat ditanya bagaimana pertanggungjawaban pihak pemilik SPBU, Stevanus mengatakan terkait pertanggungjawaban terhadap korban telah dilakukan oleh pemilik SPBU tersebut untuk biaya perobatan di Rumah Sakit.
“Iya, saat itu kami bersama pihak dari pemilik SPBU membawa korban ke Rumah Sakit dan masalah perobatan juga ditanggung dari pihak SPBU Pak,” terang Kades.
Berdasarkan hasil investigasi, Ketua DPW PWDPI Sumut, DL. Tobing, mengatakan bahwa terjadinya peristiwa tragis tersebut dikarenakan tembok yang sudah hampir 10 tahun telah ditelantarkan dan SPBU juga sudah 7 tahun tidak beroperasi.
Selain itu DL. Tobing juga mengatakan bahwa runtuhnya tembok tersebut juga diakibatkan karena pipa air yang bocor dari atas tembok yang terus mengalir hingga merembes ke rumah warga sehingga kondisi pondasi tiang mengalami korosi dan tembok menjadi rapuh akibat air tersebut.
"Bila hal ini terus dibiarkan hingga sampai 7 tahun lamanya tanpa ada perhatian khusus dari pihak pemilik SPBU serta tindakan dari unsur terkait tentu dapat membahayakan tembok akan roboh," ungkap DL. Tobing.
Dirinya juga meminta agar pemerintah terkait untuk dapat lebih peka lagi terhadap lingkungannya, apalagi jika warga sudah melaporkan dan segera melakukan tindakan sesuai tupoksi kerja.
“Iya, kami berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi hingga memakan korban jiwa, pihak pemerintah terkait harus lebih tanggap atas keluhan warganya karena kondisi tembok sebelumnya sudah sangat mengkhawatirkan warga sekitar,” pungkas DL Tobing. (Rio-PR)