MEDIANAGANEWS.COM, MEDAN - Memulai sebuah usaha bukanlah hal yang mudah. Meski niat sudah terkumpul, modal kerap menjadi kendala. Ada pula yang telah menjalankan usaha mikro atau usaha kecil dan ingin melakukan ekspansi, tetapi terhambat dana usaha. Akibatnya, bisnis tersebut tidak berkembang.
Jika berada dalam kondisi seperti ini, sebaiknya kita tentu kebingungan dan jalan satu-satunya jika punya simpanan tabungan. Itu pun kalau ada, kalau tidak bagaimana ? Cari pinjaman dengan menggadaikan barang berharga apapun yang penting bisa buka usaha atau persiapkan proposal pengajuan dana kepada investor guna membantu usaha Anda. Tentu sulit karena dimasa Pandemi Covid-19.
Bagaimana cara mengatasinya ? Mulailah dari beli bibit sedikit demi sedikit dengan sisihkan uang rokok anda. Yang biasanya beli rokok 4 bungkus sehari kurangi jadi 3 bungkus. Kalau anda tidak merokok carilah agar bisa buka usaha atau bisnis tanaman.
Kita ketahui bahwa modal usaha kerap menjadi permasalahan pelik bagi para pelaku usaha mikro dan usaha kecil. Bukan hanya pada saat akan memulai usaha, melainkan juga saat ingin melakukan ekspansi bisnis. Karena itu, peran pemilik modal atau investor sangat penting. Investor dengan kemampuannya dapat membantu pelaku usaha untuk berkembang (Itu bagi yang punya rekan yang bisa membantu).
Agar pembaca mengetahui bahwa saat Pandemi Covid-19 saat ini usaha /bisnis sangat sulit. Dan untuk menyiasati bisnis disaat Pandemi Covid-19 sekarang ini ada baiknya mulai bisnis bercocok tanam seperti menjual bibit bunga, bibit bunga bonsai, atau bunga apa saja dan yang paling enak bisnis Tanaman Cabai.
Memang merawat Cabai bukanlah gampang, banyak sekali tantangannya dari mulai pembibitan kita beli Cabai dipasar dan disemai. Merawat Cabai bak ibarat seperti merawat Bayi dan sangat rumit. Perlu kesabaran, niat dan kemauan besar.
Meski rumit, menanam Cabai benar-benar paling banyak tantangan. Mulai dari kriting daun, batang busuk, dan macamlah. Tapi semua itu ada penawar nya yakni dengan kerja keras, niat, kemauan dan Doa serta Ibadah. Hal itulah yang bisa membuat kita mulai berbisnis Tanaman Cabai dan Bibit Bonsai Tanaman Anting Putri (Klik..Google).
Seperti yang dilakoni Owner Portal Berita Militer www.okebung.com, Ryan Noer Sinaga, pria yang diketahui kelahiran Bandung 48 tahun silam ini, memanfaatkan Pandemi Covid-19 dengan bercocok tanaman Bibit Bunga Bonsai Anting Putri dan Cabai.
"Begitu ada himbauan Stay Home saya sempat kebingungan dan kalut juga bagaimana memberi nafkah keluarga. Lantas saya ingat hobi saya bercocok tanam sejak kecil," ungkap Ryan.
Masih kata Pria yang aktif meliput di Dunia Jurnalis TNI tersebut, bakat dan hobi laman nya memiliki skil membonsai tanaman langsung dikerjakannya. Melihat kondisi pasar dan dunia semakin canggih sempat membuat dirinya berputus asa. Namun, karena tekad ingin menghidupi anak-anak dan istri serta keluarga, dirinya pun membuka Medsos Facebook, Market Place dan Komunitas Pecintai Bonsai serta Google sebagai pedoman dasar untuk menggali ilmu dalam memantapkan niat nya guna menekuni dunia usaha bercocok tanam tersebut agar menjadi lebih baik.
"Saya masuk ke google dan lihat komunitas tanaman bonsai, ternyata yang lagi bagus pasar nya, tanaman Bonsai Anting Putri. Melihat prospek bagus ini, lantas saya mencari dimana jual bibit, dan akhirnya saya beli bibit dengan modal Rp 250 ribu (Stek Anting Putri/Anput)," sebutnya.
Mengawali punya stek anting putri yang direndam di air selama dua bulan, akhirnya tumbuh akar dan langsung ditanam. Selang beberapa bulan kemudian (3 bulan), tanpa terasa hasilnya sudah tinggi-tinggi. Kemudian langsung dipotongi untuk dibibitkan kembali hingga seterusnya. Melihat hasil karya nya ini, akhirnya pembeli bibit datang kerumahnya.
'Pembeli mulai mengetahui saya punya banyak bahan bonsai dari hasil pembibitan dan bantuan dari ibu angkat di kawasan Binjai, mulailah berdatangan semua pembeli, bahkan ada yang memesan dari luar provinsi," terang pria yang pernah menerima JURNALIS KASAD AWARD ini.
Pria yang memliki segudang penghargaan bidang jurnalis dari TNI ini, dirinya sangat bersyukur sekali karena bisnis yang dilakoninya tersebut mulai dikenal kemana-kemana. Dengan bukti banyaknya pembeli yang berasal dari Bali, Jateng, Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Posso, Kalimantan, Lampung, Palembang, yang keseluruhannya berada di sekitar 19 Provinsi dan 29 Kabupaten Kota pembelinya.
Meskipun demikian, modal tetap harus ada guna mendukung keberhasilan usahanya tersebut. Sehubungan karena pasar telah ada sehingga dirinya mendapat bantuan dari beberapa Perwira TNI AD diwilayah Kodam I/BB.
"Alhamdulilah ada beberapa pejabat Kodam I/BB Jajaran yang membantu usaha saya, meski tidak banyak tapi sangat bermanfaat dan sampai kapanpun akan saya ingat orang-orang yang telah membantu usaha saya. Semoga karier rekan-rekan di Militer semakin sukses dan sehat selalu dimanapun bertugas. Aamin,"ungkap Ryan Sinaga.
Semua itu diperolehnya, kata Ryan, atas kerjasama dalam publikasi kegiatan TNI AD.
"Memang untuk menjadi wartawan TNI sulit sekali, bukan hanya mempublikasikan sekedar saja, tapi membina-nya hingga bagaikan keluarga sulit sekali dan penuh perjuangan. Saya berhasil menjadi binaan TNI bukanlah gampang, akan tetapi butuh loyalitas dan pengabdian," cetusnya.
Dirinya berpesan kepada rekan-rekan, mulailah mengabdi menjadi wartawan TNI yang merah putih, solid, loyalitas tinggi dan jangan banyak mengharap. Sebab kalau kita bekerja ikhlas dan tulus dengan TNI, hasilnya pasti ada. Mereka para bapak -bapak TNI tidak akan lupa dengan jasa orang yang telah membantunya juga. "Kerja ikhlas dan tulus, pastinyalah TNI akan memperhatikan kita," pesan pria yang dibesarkan di Kota Kembang Bandung Jawa Barat ini.
Ryan Sinaga yang juga merupakan anggota perkumpulan Wartawan Sinaga Sedunia (WSS) ini, turut menyampaikan bahwa bantuan dari rekan-rekan TNI dan dari yang lainnya dicobanya untuk bercocok tanam Bawang Merah 10 ribu bibit bawang dengan menggunakan Polyback dan Rak-Rak dari Bambu. Dengan tekad bulat serta bantuan dari rekan-rekannya tersebut dibelikan bibit Bawang Merah Brebes dan Membuat Rak tempat bawang dengan total biaya 7,5 juta rupiah dihabiskannya untuk pembibitan Bawang Merah.
"Dana saya keluarkan total 7,5 juta semua. Mulai dari membeli bibit, buatvrak bambu, polyback, upah tukang dan beli tanah humus," terangnya.
Memasuki bulan ketiga bawang merah tumbuh subur dirawat dengan pupuk dan tinggal menunggu hari saja masa panen, tiba-tiba masuk musim hujan. Membuat Ryan mulai kewalahan karena bawangnya rusak semua.
"Ampun saya menangis, kenapa, bawang yang sudah cantik musnah semua kena hujan. Namun disini saya tidak putus asa dan menggantikan polyback bekas bawang yang hilang akibat curah hujan sangat tinggi dengan bibit anting putri stekan dan bahkan saya tambah lagi dilahan yang saya sewa 1 juta setahunnya itu," sebutnya.
Memasuki bulan ketujuh menanam bibit Bonsai Anting Putri ada sekitar dua ribu bibit Anting Putri (Anput) yang ditanam rapat-rapat di tanah dan polyback akhirnya laku terjual diborong dengan harga perbibit 25 ribuan (Per Stek dan Biji).
"Alhamdulilah kerugian di bawang merah terganti dengan bibit Anput yang diborong warga Sumsel dan Kudus. Ada sekitar 50 jutaan saya dapat hasil langsung saya bayar tanah yang disewa. Meski uang tidak mencukupi, saya cari pinjaman dari rekan untuk menambahnya. Akhirnya tanah buat masa depan anak-anak terbeli. Saat ini saya tanami terus," beber Ryan.
Meski begitu dirinya bukan sombong, bahkan memakai karyawan dua atau tiga orang jika dibutuhkan untuk membersihkan lahan. "Kalau saya sendiri yang bekerja kurang fit juga, demi menjaga kesehatan saya pakai karyawan untuk membantu saya. Jika kesehariannya ada yang membantu dikasih gaji, makan dan rokok satu orang. Dan kalau lagi banyak kerjaan saya memakai 3-4 orang tetangga," kata Ryan Sinaga sembari menambahkan bagi-bagi rezeki dengan kawan.
Saat ini, Ryan menanam pembibitan Cabai Caplak, Merah dan Rawit ada sekitar 8000 cabai dilahan yang telah dibelinya dan di 3 lahan yang disewanya.
Dengan modal pengalaman melihat dari Google (cara menanam cabe), Ryan mulai mengawali bisnis Cabai dengan metode Tanam Ditanah dan Tanam Polyback.
"Modal besar harus beli tanah, pupuk awal, pupuk hama, pupuk buah, biaya penyemprotan, beli polyback ribuan, namanya usaha bang harus berkorbanlah," kelakarnya.
Dirinya memilih menanam Cabai guna mendukung Program Swasembada Pangan dan rencananya juga jika ada modal dirinya mau membuat Agro Wisata Bisnis (Pembeli Sayuran Bisa Memetik Sendiri) sambil berselfi ria.
"Itu butuh modal dan darimana saya bisa dapat bantuan modal buat Agro Wisata diperkotaan, kalaulah ada yang membantu saya bersedia menjadikan Medan Kota Agro Wisata Internasional, tak perlu lahan luas bagi saya buat Medan Menjadi Kota Agrowisata Internasional. Hanya butuh Modal dan dukungan ,semua itu bisa tercapai dengan Niat, Keuletan, Dukungan dan Keseriusan, Pasti Bisa," pungkas pria yang punya cita-cita menjadikan Medan Kota Agro Wisata Internasional ini.
Dirinya berharap kepada Bapak Pangdam I Bukit Barisan dapat membantu dirinya untuk mengembangkan usahanya tersebut.
"Manatau bapak Pangdam mau memberikan bantuan modal untuk mengembangkan bisnis Cabai dan sayuran, saya sangat berterimakasih sekali," tandasnya seraya menambahkan agar rekan-rekan media "Bekerjalah Ikhlas dan Tulus Dengan TNI".
Penulis : Ryan Noer Sinaga
Editor : Mario Oktavianus Sinaga
Jika berada dalam kondisi seperti ini, sebaiknya kita tentu kebingungan dan jalan satu-satunya jika punya simpanan tabungan. Itu pun kalau ada, kalau tidak bagaimana ? Cari pinjaman dengan menggadaikan barang berharga apapun yang penting bisa buka usaha atau persiapkan proposal pengajuan dana kepada investor guna membantu usaha Anda. Tentu sulit karena dimasa Pandemi Covid-19.
Bagaimana cara mengatasinya ? Mulailah dari beli bibit sedikit demi sedikit dengan sisihkan uang rokok anda. Yang biasanya beli rokok 4 bungkus sehari kurangi jadi 3 bungkus. Kalau anda tidak merokok carilah agar bisa buka usaha atau bisnis tanaman.
Kita ketahui bahwa modal usaha kerap menjadi permasalahan pelik bagi para pelaku usaha mikro dan usaha kecil. Bukan hanya pada saat akan memulai usaha, melainkan juga saat ingin melakukan ekspansi bisnis. Karena itu, peran pemilik modal atau investor sangat penting. Investor dengan kemampuannya dapat membantu pelaku usaha untuk berkembang (Itu bagi yang punya rekan yang bisa membantu).
Agar pembaca mengetahui bahwa saat Pandemi Covid-19 saat ini usaha /bisnis sangat sulit. Dan untuk menyiasati bisnis disaat Pandemi Covid-19 sekarang ini ada baiknya mulai bisnis bercocok tanam seperti menjual bibit bunga, bibit bunga bonsai, atau bunga apa saja dan yang paling enak bisnis Tanaman Cabai.
Memang merawat Cabai bukanlah gampang, banyak sekali tantangannya dari mulai pembibitan kita beli Cabai dipasar dan disemai. Merawat Cabai bak ibarat seperti merawat Bayi dan sangat rumit. Perlu kesabaran, niat dan kemauan besar.
Meski rumit, menanam Cabai benar-benar paling banyak tantangan. Mulai dari kriting daun, batang busuk, dan macamlah. Tapi semua itu ada penawar nya yakni dengan kerja keras, niat, kemauan dan Doa serta Ibadah. Hal itulah yang bisa membuat kita mulai berbisnis Tanaman Cabai dan Bibit Bonsai Tanaman Anting Putri (Klik..Google).
Seperti yang dilakoni Owner Portal Berita Militer www.okebung.com, Ryan Noer Sinaga, pria yang diketahui kelahiran Bandung 48 tahun silam ini, memanfaatkan Pandemi Covid-19 dengan bercocok tanaman Bibit Bunga Bonsai Anting Putri dan Cabai.
"Begitu ada himbauan Stay Home saya sempat kebingungan dan kalut juga bagaimana memberi nafkah keluarga. Lantas saya ingat hobi saya bercocok tanam sejak kecil," ungkap Ryan.
Masih kata Pria yang aktif meliput di Dunia Jurnalis TNI tersebut, bakat dan hobi laman nya memiliki skil membonsai tanaman langsung dikerjakannya. Melihat kondisi pasar dan dunia semakin canggih sempat membuat dirinya berputus asa. Namun, karena tekad ingin menghidupi anak-anak dan istri serta keluarga, dirinya pun membuka Medsos Facebook, Market Place dan Komunitas Pecintai Bonsai serta Google sebagai pedoman dasar untuk menggali ilmu dalam memantapkan niat nya guna menekuni dunia usaha bercocok tanam tersebut agar menjadi lebih baik.
"Saya masuk ke google dan lihat komunitas tanaman bonsai, ternyata yang lagi bagus pasar nya, tanaman Bonsai Anting Putri. Melihat prospek bagus ini, lantas saya mencari dimana jual bibit, dan akhirnya saya beli bibit dengan modal Rp 250 ribu (Stek Anting Putri/Anput)," sebutnya.
Mengawali punya stek anting putri yang direndam di air selama dua bulan, akhirnya tumbuh akar dan langsung ditanam. Selang beberapa bulan kemudian (3 bulan), tanpa terasa hasilnya sudah tinggi-tinggi. Kemudian langsung dipotongi untuk dibibitkan kembali hingga seterusnya. Melihat hasil karya nya ini, akhirnya pembeli bibit datang kerumahnya.
'Pembeli mulai mengetahui saya punya banyak bahan bonsai dari hasil pembibitan dan bantuan dari ibu angkat di kawasan Binjai, mulailah berdatangan semua pembeli, bahkan ada yang memesan dari luar provinsi," terang pria yang pernah menerima JURNALIS KASAD AWARD ini.
Pria yang memliki segudang penghargaan bidang jurnalis dari TNI ini, dirinya sangat bersyukur sekali karena bisnis yang dilakoninya tersebut mulai dikenal kemana-kemana. Dengan bukti banyaknya pembeli yang berasal dari Bali, Jateng, Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Posso, Kalimantan, Lampung, Palembang, yang keseluruhannya berada di sekitar 19 Provinsi dan 29 Kabupaten Kota pembelinya.
Meskipun demikian, modal tetap harus ada guna mendukung keberhasilan usahanya tersebut. Sehubungan karena pasar telah ada sehingga dirinya mendapat bantuan dari beberapa Perwira TNI AD diwilayah Kodam I/BB.
"Alhamdulilah ada beberapa pejabat Kodam I/BB Jajaran yang membantu usaha saya, meski tidak banyak tapi sangat bermanfaat dan sampai kapanpun akan saya ingat orang-orang yang telah membantu usaha saya. Semoga karier rekan-rekan di Militer semakin sukses dan sehat selalu dimanapun bertugas. Aamin,"ungkap Ryan Sinaga.
Semua itu diperolehnya, kata Ryan, atas kerjasama dalam publikasi kegiatan TNI AD.
"Memang untuk menjadi wartawan TNI sulit sekali, bukan hanya mempublikasikan sekedar saja, tapi membina-nya hingga bagaikan keluarga sulit sekali dan penuh perjuangan. Saya berhasil menjadi binaan TNI bukanlah gampang, akan tetapi butuh loyalitas dan pengabdian," cetusnya.
Dirinya berpesan kepada rekan-rekan, mulailah mengabdi menjadi wartawan TNI yang merah putih, solid, loyalitas tinggi dan jangan banyak mengharap. Sebab kalau kita bekerja ikhlas dan tulus dengan TNI, hasilnya pasti ada. Mereka para bapak -bapak TNI tidak akan lupa dengan jasa orang yang telah membantunya juga. "Kerja ikhlas dan tulus, pastinyalah TNI akan memperhatikan kita," pesan pria yang dibesarkan di Kota Kembang Bandung Jawa Barat ini.
Ryan Sinaga yang juga merupakan anggota perkumpulan Wartawan Sinaga Sedunia (WSS) ini, turut menyampaikan bahwa bantuan dari rekan-rekan TNI dan dari yang lainnya dicobanya untuk bercocok tanam Bawang Merah 10 ribu bibit bawang dengan menggunakan Polyback dan Rak-Rak dari Bambu. Dengan tekad bulat serta bantuan dari rekan-rekannya tersebut dibelikan bibit Bawang Merah Brebes dan Membuat Rak tempat bawang dengan total biaya 7,5 juta rupiah dihabiskannya untuk pembibitan Bawang Merah.
"Dana saya keluarkan total 7,5 juta semua. Mulai dari membeli bibit, buatvrak bambu, polyback, upah tukang dan beli tanah humus," terangnya.
Memasuki bulan ketiga bawang merah tumbuh subur dirawat dengan pupuk dan tinggal menunggu hari saja masa panen, tiba-tiba masuk musim hujan. Membuat Ryan mulai kewalahan karena bawangnya rusak semua.
"Ampun saya menangis, kenapa, bawang yang sudah cantik musnah semua kena hujan. Namun disini saya tidak putus asa dan menggantikan polyback bekas bawang yang hilang akibat curah hujan sangat tinggi dengan bibit anting putri stekan dan bahkan saya tambah lagi dilahan yang saya sewa 1 juta setahunnya itu," sebutnya.
Memasuki bulan ketujuh menanam bibit Bonsai Anting Putri ada sekitar dua ribu bibit Anting Putri (Anput) yang ditanam rapat-rapat di tanah dan polyback akhirnya laku terjual diborong dengan harga perbibit 25 ribuan (Per Stek dan Biji).
"Alhamdulilah kerugian di bawang merah terganti dengan bibit Anput yang diborong warga Sumsel dan Kudus. Ada sekitar 50 jutaan saya dapat hasil langsung saya bayar tanah yang disewa. Meski uang tidak mencukupi, saya cari pinjaman dari rekan untuk menambahnya. Akhirnya tanah buat masa depan anak-anak terbeli. Saat ini saya tanami terus," beber Ryan.
Meski begitu dirinya bukan sombong, bahkan memakai karyawan dua atau tiga orang jika dibutuhkan untuk membersihkan lahan. "Kalau saya sendiri yang bekerja kurang fit juga, demi menjaga kesehatan saya pakai karyawan untuk membantu saya. Jika kesehariannya ada yang membantu dikasih gaji, makan dan rokok satu orang. Dan kalau lagi banyak kerjaan saya memakai 3-4 orang tetangga," kata Ryan Sinaga sembari menambahkan bagi-bagi rezeki dengan kawan.
Saat ini, Ryan menanam pembibitan Cabai Caplak, Merah dan Rawit ada sekitar 8000 cabai dilahan yang telah dibelinya dan di 3 lahan yang disewanya.
Dengan modal pengalaman melihat dari Google (cara menanam cabe), Ryan mulai mengawali bisnis Cabai dengan metode Tanam Ditanah dan Tanam Polyback.
"Modal besar harus beli tanah, pupuk awal, pupuk hama, pupuk buah, biaya penyemprotan, beli polyback ribuan, namanya usaha bang harus berkorbanlah," kelakarnya.
Dirinya memilih menanam Cabai guna mendukung Program Swasembada Pangan dan rencananya juga jika ada modal dirinya mau membuat Agro Wisata Bisnis (Pembeli Sayuran Bisa Memetik Sendiri) sambil berselfi ria.
"Itu butuh modal dan darimana saya bisa dapat bantuan modal buat Agro Wisata diperkotaan, kalaulah ada yang membantu saya bersedia menjadikan Medan Kota Agro Wisata Internasional, tak perlu lahan luas bagi saya buat Medan Menjadi Kota Agrowisata Internasional. Hanya butuh Modal dan dukungan ,semua itu bisa tercapai dengan Niat, Keuletan, Dukungan dan Keseriusan, Pasti Bisa," pungkas pria yang punya cita-cita menjadikan Medan Kota Agro Wisata Internasional ini.
Dirinya berharap kepada Bapak Pangdam I Bukit Barisan dapat membantu dirinya untuk mengembangkan usahanya tersebut.
"Manatau bapak Pangdam mau memberikan bantuan modal untuk mengembangkan bisnis Cabai dan sayuran, saya sangat berterimakasih sekali," tandasnya seraya menambahkan agar rekan-rekan media "Bekerjalah Ikhlas dan Tulus Dengan TNI".
Penulis : Ryan Noer Sinaga
Editor : Mario Oktavianus Sinaga